ASPECT
RATIO
Merupakan
perbandingan tinggi dan Lebar layar. Semakin lebar layarrnya, konsekuensi dalam
mengisi mise en scane-nya semakin luas, juga aspek kamera set up-nya.
TYPE OF SHOT / FRAME
SIZE
Secara
umum seorang pembuat film pasti akan menentukan type of shot untuk
mengkomunikasikan gagasannya kepada penonton. Karena kebanyakan film yang
dibuat berhubungan dengan manusia dan secara besar dibagi menjadi 3 ukuran
yaitu:
- Wide Shot (WS) / Long Shot (LS),
- Medium Shot (MS), dan
- Close Up (CU)
Namun
ketiga ukuran tersebut memiliki variasinya masing-masing.
1.
Wide
Shot / Long Shot
Secara
mendasar memiliki fungsi untuk menginformasikan lingkungan (ruang kejaadian)
tokoh. Ada beberapa variasinya yaitu:
Ekstrem
Long Shot (ELS / XLS)
Biasanya
dalam ukuran ini tokoh jarang terlihat sebab yang ingin diperlihatkan adalah
tempat kejadian yang ingin diperlihatkan adalah tempat kejadian secara luas.
Sehingga banyak pembuat film yang membuat shot dengan elemen visual
tempat-tempat yang dikenal oleh masyarakat seperti Monas yang menunjukan
Jakarta, Patung Liberty yang menunjukan New York dan lain sebagainya.
Long
Shot (LS)
Biasanya
dibuat untuk menunjukan suasana lingkungan dari tokoh film tersebut, seperti
gambar yang terlihat dimana terdapat suasana ruang kantor dan suasana panggung
terbuka.
Full
Shot (FS)
Biasanya
seluruh tubuh tokoh diperlihatkan dari kepala hingga ujung kaki, hal ini
dimaksudkan agar penonton dapat melihat seluruh gestur (gerak tubuh) tokoh dan
sedikit aktivitas lingkungannya.
Medium
Long Shot (MLS) / Knee Shot (KS)
atau
sering dikenal dengan Ukuran ini sebenarnya digunakan pada film-film western
(koboi) dan fungsinya adalah agar pistol yang ada di bawah pinggang sang koboi
dapat terlihat jelas oleh penonton, sebab kalau menggunakan Full Shot maka
pistol tersebut dianggap terlalu jauh.
2.
Medium
Shot (MS)
Tidak
memiliki variasi sebab hampir seluruh type of shot yank menggunakan
medium diambil ke Long Shot atau ke Close Up. Oleh karena itu type of shot
ini memilikikeunikan sendiri yaitu bahwa gesdur tokoh terlihat lebih jelas
namun lingkungannya hampir tidak terlihat, jadi pusat perhatian penonton
diarahkan pada gerak tubuh tokohnya saja.
3. Close Up
Secara mendasar
memiliki fungsi untuk menginformasikan ekspresi wajah tokoh. Ada beberapa
variasinya yaitu:
Medium
Close Up (MCU)
Ukuran ini sering
dianggap cocok untuk memperlihatkan shot yang sifatnya intim (menggambarkan
kedekatan) sehingga banyak sekali adegan dialog dalam film menggunakan type of
shot ini terutama dialog-dialog yang normal artinya tidak ada penekanan dramatik.
Close
Up (CU)
Banyak pembuat film
yang memanfaatkan ukuran ini untuk memperlihatkan ekspresi wajah si tokoh
dengan lebih jelas, baik marah, sedih, gembira dan lain-lain.
Dua type of shot
terakhir biasanya difungsikan untuk memberi penekanan dramatik kepada ekspresi
wajah tokoh.
Big
Close Up (BCU)
Extreme Close Up (ECU / XCU)
Ada pertanyaan lain
yaitu bagaimana kalau yang dibuat shot bukan wajah tokoh atau mungkin benda lain
? Juga bagaimana kalau yang di-shoot
lebih dari satu orang. Memang ada Type of
shot lain diluar yang telah dibahas diatas, ada beberapa macam yang juga
sering digunakan oleh para pembuat film antara lain:
Close
Shot (CS)
Ukuran ini banyak
digunakan untuk menyebut type of shot
dalam bentuk padat namun bukan wajah tokoh atau mungkin malah benda lain
seperti arloji, buku, botol dan lain-lain.
Namun ukuran dan
istilah ini tidaklah meningkat, artinya ada juga pembuat film yang lebih senang
atau terbiasa menggunakan istilah Close Up (CU) untuk mengkomunikasikan ukuran
ini.
Selain Close Shot, ada
Two Shot & Three Shot, dimana ukuran ini digunakan untuk menyebut type of shot yang tokohnya lebih dari
satu orang. Type of shot yang
didalamnya ada dua orang disebut two shot, sedangkan yang tiga orang
disebut three shot. Namun bila tokohnya lebih dari tiga orang maka
ukuran shot tersebut lebih banyak digolongkan pada ukuran Long Shot (LS).
Two
Shot
Three
Shot
Over
Shoulder Shot
Ada penyebutan yang
lain untuk shot-shot dialog walaupun secara mendasar menggunakan ukuran Medium Shot
ataupun Close Up namun banyak pembuatan film lebih nyaman menyebutnya dengan
Over Shoulder Shot. Biasanya digunakan untuk member penekanan pada sudut
pandang tokoh dan penonton tetap merasakan kehadiran tokoh lain di dalam
bingkai tersebut.
CAMERA
ANGLE
Setelah kita mengenal
ukuran bingkai dalam membuat film, maka selanjutnya kita juga wajib mengenal
dimana seorang pembuat film meletakan kameranya atau dikenal dengan Camera Angle (sudut pengambilan kamera).
Eye
Level
Angle disebut eye level
apabila tingga mata tokoh / suatu benda dianggap sejajar dengan lensa kamera.
Secara psikologis angle ini menganggap sejajar para tokoh.
High
Angle
Apabila tinggi mata
tokoh / suatu benda lebih rendah dari lensa kamera dan pada variasi paling
ekstrem disebut Bird Eye View atau Top Angle. Secara psikologis angle ini
menganggap rendah tokoh.
Top
Angle / Bird Eye View
Low
Angle
Frog
Eye View / Worm Eye View
Canted
Angle / Crazy Angle / Dutch Angle
Namun selain ketiga di
atas, ada satu macam angle lagi yang biasa digunakan untuk menggambarkan
keadaan yang tidak stabil. Posisi kamera sebenarnya bisa menggunakan ketiga
angle yang ada, namun dibuat miring ke kiri atau ke kanan (tidak seimbang /
tidak tegak lurus dengan subjek). Umumnya pembuat film menggunakan angle ini
untuk menunjukan perasaan yang sedang tidak stabil, misalnya gundah, galau dan
lain sebagainya.
Lensa
Sebenarnya lensa
berfungsi untuk meneruskan cahaya dengan kekuatan penuh agar pembingkaian dapat
berjalan baik. Maka pembuat film harus memahami benar akan adanya lensa ini.
Bila coba digambarkan dilihat dari sudut penangkapannya maka ada beberapa
macam-macam lensa:
Lensa
Normal
Lensa ini disebut lensa
normal karena daya tangkapnya mendekati mata manusia normal dalam melihat benda
atau subyek tertentu. Dalam kamera film 35 mm lensa normalnya adalah 35 – 50 mm
sedangkan untuk kamera film 16 mm lensa normalnya adalah 25 mm.
Lensa
Wide
Disebut lensa wide
karena daya tangkapnya lebih luas dari daya tangkap mata manusia dalam melihat
benda atau subyek tertentu. Dalam kamera film 35 mm lensa wide adalah lensa
yang ukuranya kurang dari 35 mm sedangkan untuk kamera film 16 mm lensa wide
ukurannya kurang 25 mm. Lensa ini biasanya memiliki jarak tanggapan, semakin
jauh posisi kamera dari subyeknya maka daya tangkapnya akan semakin terlihat
luas. Namun bila jarak yang seharusnya maka gambar akan terlihat tidak wajar
atau sering disebut distrorsi.
Lensa
Tele
Lensa telephoto atau
sering disebut dengan lensa tele saja adalah sebuah lensa yang dapat
memperlihatkan subyek menjadi dekat walaupun jarak pengambilannya jauh.
#selesai
Semoga pembahasan ini bisa berguna untuk kalian yang membaca. Makasih untuk Bu.Rini A. yang telah memberikan kertas lembar berisikan pembahasan ini, makasih bgt :* :D